August 28, 2004

anjing!

makian yang teramat biasa itu sering keluar dari mulut-mulut kami, manusia penjelmaan binatang. tak pernah ada yang sanggup melebihi kekuatan makian itu, sekalipun sama-sama menyebutkan binatang, misalnya: babi! kecoak! cicak! bagong! monyet! dst..

anjing!
sangat nikmat di lidah-lidah kami yang terbiasa memandang hidup dari sudut yang berbeda dengan anda, mungkin. sesuatu, seperti kehilangan maknanya ketika kata makian itu tidak diikutsertakan. kenikmatan yang melebihi kenikmatan orgasme.

maka anjinglah kau, laki-laki!

August 18, 2004

lama aku membiarkan ransel itu teronggok di sudut gelap ruang kamarku yang pekat, karena lampu 5watt tak pernah berhasil membuat semuanya menjadi terang. lama aku membiarkan ransel itu kedinginan tanpa sentuhan atau gesekan resleting yang dibuka dan ditutup. lama aku membiarkan ransel itu kesepian. sendirian.

iya, sudah lama perjalananku tanpa membawa apa pun. hanya sekeping hati yang terlampau rapuh untuk sebuah pendakian yang sangat kejam. aku mungkin terlampau ketakutan untuk membuka mata atas realitas yang nampak di depan mata kepala. aku tak mau mempercayai, bahwa cinta hanyalah sesuatu hal yang sangat bodoh!

aku terlampau memuja cinta.
hingga ransel itu kubiarkan berakhir di sudut gelap.